ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
KELOMPOK 4:
Alexander Siregar
Apriani Kinanti Hutasoit
Devi Fransiska Sianturi
Farenty Siregar
Gokmani Ismoni Silaban
Julita Hutagaol
Silvia Lingga
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam kami
sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kemurahanNya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Telaah Kurikulum ini dengan lancar dan
tepat waktu. Adapun tugas makalah ini berisikan tentang hasil diskusi kami
mengenai “ Aspek Manajemen dan Organisasi”
Kami menyadari sepenuhnya
akan kemampuan yang masih terbatas, sehingga masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini dan hasilnya belum dapat dikatakan sempurna. Oleh
karena itu, masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun kami nantikan
dalam rangka kesempurnaan makalah ini. Dan dengan ini kami berharap makalah ini
dapat memberikan dampak baik bagi para pembaca semua.
MEDAN, MARET 2013
KELOMPOK 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………………..2
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………3
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Aspek Manajemen…………………………………………………………………………………………...5
B.
Manajemen Pembangunan Proyek…………………………………………………………………………………….
C.
Manajemen Sumber Daya Manusia……………………………………………………………………………………
D.
Pengertian Organisasi………………………………………………………………………………………………………..
E.
Bentuk-Bentuk Organisasi………………………………………………………………………………………………….
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang memiliki paling sedikit satu tujuan umum yang sama dan menyediakan ruang
bagi mereka untuk mengaktualisasikan potensinya guna mewujudkan tujuan umum
yang sama itu. Agar tujuan-tujuan itu bisa dicapai bersama seperti yang
dikehendaki maka organisasi membutuhkan manajemen. Manajemen adalah proses untuk mengelola sumber-sumber organisasi.
Ada dua pemegang kepentingan yang bisa mempengaruhi organisasi, baik secara
langsung maupun tidak secara langsung, yaitu kekuatan Sistem Internal dan
Lingkungan Eksternal.
Karena organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih maka
pengelolaan organisasi tidak akan lepas dari pembahasan kekuasaan. Namun,
dalam hal ini, pemikiran Mary Parker Follet, nabi manajemen (1868-1933),
mengenai circular behaviour atau perilaku yang saling mempengaruhi
diantara anggota organisasi, perlu diperhatikan. Prinsip kekuasaan menurut Mary Parker Follet adalah tidak
berada di atas tetapi bersama, sehingga distribution of power getting
things done through other people, sangat mudah dimengerti sebagai
sebuah penjelasan apa itu manajemen dibanding pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh
manajemen dan perilaku organisasi yang lain. itu menjadi sangat penting untuk
manggerakkan organisasi.
Pemikiran Mary Parker Folet tersebut menjelaskan bahwa
manajemen adalah sebuah usaha kolektif, bukan usaha individual. Sebagai sebuah
usaha kolektif, kekuasaan didistribusikan ke jenjang dibawahnya. Distribusi
kekuasaan terjadi secara berjenjang dan mencerminkan penjenjangan organisasi,
dari tingkat paling tinggi ke tingkat paling rendah. Masing-masing tingkat memiliki
fungsi yang berbeda-beda namun terangkai dalam satu sistem jaringan organisasi
yang saling melengkapi dan membutuhkan untuk mewujudkan tujuan organisasi
secara bersama. Jadi, kolektifitas usaha itu tidak lain adalah rangkaian
kegiatan dari masing-masing fungsi dalam sistem jaringan organisasi. Dengan
kata lain, kerjasama untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran organisasi
yang dilakukan oleh fungsi-fungsi organisasi atau unit-unit organisasi adalah
sebuah usaha kolektif yang dilakukan oleh semua anggota organisasi.
Perilaku sirkular yang dicetuskan oleh Mary Parker Follet
1920 itu kemudian dapat dijumpai dalam visualisasi anatomi organisasi Robbins
beberapa windu kemudian. Menurut Robbin, interaksi antara individu dengan
indvidu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok adalah saling
mempengaruhi. Dalam hal ini, Robbin membagi anatomi organisasi menjadi tiga
bagian yaitu Individu, Kelompok, dan Sistem. Persepsi individu mengenai
organisasi terbangun dalam proses belajar individu melalui komunikasi individu
dengan kelompoknya. Selanjutnya, interaksi terjadi pula dalam komunikasi antar
kelompok dalam struktur kelompok dimana pemimpin berperan. Yang terakhir,
pemimpin melalui struktur dan disain organisasi serta kebijakan dan peraturan
organisasi berusaha untuk membentuk budaya organisasi di tingkat sistem. Namun
demikian, ketika obyek dari peratutan dan kebijakan organisasi, struktur dan
disain organisasi, dan budaya organsasi adalah manusia dan kelompok maka
interaksi yang saling mempengaruhi akan terjadi secara timbal balik. Inilah
sebenarnya esensi perilaku sirkular dalam sebuah organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Aspek Manajemen
Aspek
manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis
untukkelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak
untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik,
bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan.
Baik
menyangkut masalah SDM maupun menyangkut rencana perusahaan secara keseluruhan
haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan lebih
mudah tercapai jika memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses manajemen.
Proses manajemen atau kaidah ini tergambar dari masing-masing fungsi yang ada
dalam manajemen.
Masing-masing
fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan
secara berkesinambungan, karena kaitan antaraa satu fungsi dan fungsi lainnya
sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka
jangan diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk keperluan studi
kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen
seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan diterapkan
secara benar.
Adapun
fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
(planning)
Perencanaan
ialah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengorganisasian
(organizing)
Pengorganisasian
ialah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam
unit-unit.
3. Pelaksanaan
(actuating)
Pelaksanaan
ialah proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam organisasi
4. Pengawasan(controlling)
Pengawasan
ialah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai
dengan rencana.
B. MANAJEMEN
PEMBANGUNAN PROYEK
Manajemen proyek adalah system untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengawasai pembagunanproyekdenganefesien.Manajemenproyeksisteminformasiditekankanpadatigafaktor,
yaitu :manusia, masalahdan proses. Dalam pekerjaans isteminformasifaktormanusiasangatberperan pentingdalamsuksesnyamanajemenproyek.Pentingnya
factor manusia dinyatakan dalam model pematangan kemampuan
manajement manusia yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapanorganisasiperangkatlunak
(sisteminformasi) dalammenyelesaikanmasalahdenganmelakukankegiatanmenerima,
memilih, kinerjamanajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangankarier,
organisasidanrancangankerjasertapengembangantim.
1.
PERENCANAAN PROYEK
Dalammelaksanakaanproyekperludianalisisrencanakerja
yang meliputi :
·
Jenispekerjaan
·
Waktupenyelesaian
·
Tenagapelaksana
·
Peralatan
·
Anggaran
Dalamperencanaanproyekbiasanyadigunakanbantuantekniksepertibaganganttataudiperluasdenganmenggunakananalisisjaringanseperti
program PERT ( programevalution and review technique) dan CPM ( critical path
method ).
Tujuanutama
,menggunakanteknik-tekniktersebutadalahuntukmembantupihakperencana agar
lebihmudahdalammemperkirakankapansuatuproyekakanselesai, kalauharusdipercepat,
aktivitas-aktivitasmana yang harusdipercepat, danberapatambahanbiayanya.
Dengandemikianrencanaproyek
yang baikakanmeliputiunsur-unsurberikut :
1.
Menempatkantujuan
2.
Mendefenisikanproyek
3.
Mencantumkanlangkahutamauntukdilakukan
4.
Jadwalwaktuuntukpenyelesaian
5.
Analisisbiaya / manfaat
6.
Uraianmegenaisumberdaya yang
dibutuhkanuntukmelaksanakanproyek.
2.
PENJADWALAN PROYEK
Jadwalproyekadalahmenentukanaktivitasaktivitasproyekdalamurutanwaktutertentu,
dimanamerekaharusdimunculkan.pendekatanpenjadwalan yang popular adalahbagangantt.Baganinimenunjukkanhubunganantaraaktivitasproyekdanbatasanwaktu.Keunggulanbaganganttadalahsederhanadanmudahditafsirkandanefektifdigunakandalamproyek
yang mempunyaiaktivitasataukegiatan relative sedikitatauproyek yang
masihsederhana. Penjadwalanproyekdigunakanuntukbeberapatujuanberikut :
1.
Menggambarkanhubungandarisetiapaktivitasdarikeseluruhanproyek.
2.
Mengedintifikasihubungan yang
yangharusdidahulukanantaraaktivitas-aktivitas yang ada.
3.
Memperkirakanwaktu, biaya yang
realitasuntuksetiapaktivitas.
4.
Membantupenggunaanuang, orang
dansumberdayaperalatan yang
lebihbaikdenganmengidentifikasijalurkritisdankemacetandalamproyek.
5.
Memperbaikidanmemperbaharuirencanaataujadwalsemula.
3.
PENGAWASAN PROYEK
Mengawasaidanmengendalikanproyekmerupakanhal
yang pentinguntukmenjaga agar
proyekselesaitepatpadawaktunya.Mengawasisuatuproyekmeliputi monitoring
terhadapsumberdaya, biaya,
kualitasdananggaran.Pengawasanjugaberartimenyimpulkanumpanbalikuntukmemperbaikirencanaproyekdanmemindahkansumberdayaketempatdimana
yang paling dibutuhkan.
Alat-alat
yang seringdigunakanuntukmaksudtersebutadalah PERT dan CPM, laporan yang
menjelaskantentanganggaranuntuksetiapbidangkegiatan, aktivitas yang ditunda,
aktivitas yang longgar, aktivitasproyekkeseluruhan.
C.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Selanjutnya
perlu dianalisis adalah kesiapan perusahaan yang berkaitan dengan manajemen
sumber manusia mulai dari pengadaan sampai pada penempatan di jabatan tertentu
untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu
konsep yang bertalian dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana
mengelola atau mengatur orang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Manajemen
sumber daya manusia dapat dijabarkan dalam fungsi manajerial yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, dan fungsi operatif
yang meliputi pengadaan, kompensasi, pengembangan, integrasi, pemeliharaan, dan
pemutusan hubungan kerja.
Analisis Jabatan
Komponen
organisasi yang paling penting adalah pekerjaan atau jabatan. Untuk mencapai
tujuan organisasi perlu menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Pihakj manajemen, dan khususnya manajemen sumber daya manusia
mutlak perlu mempunyai keterangan-keterangan yang lengkap dan tepat mengenai semua
jabatan untuk dapat melaksanakan tiap fungsi operatif dengan baik.
Keterangan-keterangan jabatan tersebut diperoleh dari analisis-analisis
jabatan.
Analisis
jabatan merupakan suatu proses untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai
informasi yang berhubungan dengan suatu jabatan. Untuk itu kita perlu
mengetahui pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dikejakan.
Jadi
analisis jabatan dapat diartikan suatu proses yang sistematis untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan menyintesiskan data jabatan akan diperoleh
uraian jabatan dan spesifikasi jabatan. Uraian jabatan memuat keterangan yang
lengkap, singkat, jelas, dan konsisten mengenai suatu jabatan.
Uraian
jabatan memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Identitas
jabatan
2. Fungsi
jabatan
3. Uraian
tugas
4. Wewenang
5. Tanggung
jawab
6. Hubungan
kerja
7. Bahan,
alat, dan mesin yang digunakan, dan
8. Kondisi
kerja
Adapun
spesifikasi jabatan atau persyaratan jabatan memuat syarat-syarat minimum yang
harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat melaksanakan jabatan tertentu dengan
baik.
Persyaratan
jabatan memuat antara lain:
1. Persyaratan
pendidikan
2. Persyaratan
pelatihan
3. Persyaratan
pengalaman
4. Persyaratan
psikologi, dan
5. Persyaratan
khusus
Informasi
analisis jabatan bisa berguna bagi perencanaan sumber daya manusia, penarikan
tenaga kerja, orientasi, pelatihan, dan pengembangan, penilaina pelaksanaan
pekerjaan, perencanaan karier, kompensasi, keselamatan, dan kesehatan pegawai,
serta hubungan ketenaga kerjaan, restrukturasi organisasi/perusahaan, desain
pekerjaan, program pengembangan kualitas.
Pada
umumnya pendekatan jabatan didasarkan pada pendekatan sbb:
} Analisis
Jabatan
1. Uraian
jabatan memuat hal sebagai berikut: Identitas
jabatan, fungsi jabatan, uraian tugas, wewenang, tanggung jawab, hubungan
kerja, alat dan mesin yang digunakan serta kondisi kerja.
2. Persyaratan
jabatan memuat hal sebagai berikut: Persyaratan
pendidikan, pelatihan, pengalaman, psikologi, dan persyaratan khusus.
} Perencanaan
SDM
Perencanan
sumber daya manusia adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan sumber daya
manusia dalam suatu bisnis.
Perkiraan
kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan didasarkan pertimbangan rencana produksi
atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan jenis investasi yang dijalankan.
Setelah
struktur organisasi dibentuk, uraian jabatan serta jumlah sumber daya manusia
telah direncanakan langkah selanjutnya:
} Pengadaan
Tenaga Kerja
Pengadaan
tenaga kerja (procurement) merupakan upaya
untuk memperoleh tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengadaan
tenaga kerja meliputi :
1. Penarikan
(recruitment) adalah upaya untuk
mencari calon karyawan yang memenuhi syarat sehingga dapat diperoleh orang-orang
yang paling tepat mengisi lowongan yang ada.
2. Seleksi
adalah suatu proses untuk memilih atau
mendapatkan tenaga yang memenuhi syarat yang telah ditentukan.
3. Penempatan
(placement) adalah pencocokan
seseorang dengan jabatan yang akan dijabatnya berdasarkan pada kebutuhan
jabatan.
} Kompensasi
Kompensasi
adalah penghargaan atau imbalan yang diterima para tenaga kerja atau karyawan
atas kontribusinya dalam mewujudkan tujuan perusahaan.
Kompensasi
terdiri dari:
1. Kompensasi
finansial terdiri dari: upah, gaji, komisi dan bonus
2. Kompensasi
nonfinansial terdiri dari: rasa aman, pengembangan diri, peluang kenaikan gaji,
simbol status, pujian dan pengakuan, kenyamanan tugas, dll.
Langkah
Selanjutnya…
} Pengembangan
◦
Pengembangan
adalah suatu kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu tenaga kerja agar selalu
dapat mengikuti
perkembangan perusahaan maupun meningkatkan kemampuan kerja misalnya dalam
bentuk pelatihan dan pengembangan.
} Integrasi
◦
Integrasi
adalah kegiatan rutin perusahaan untuk selalu menyesuaikan program-programnya
dengan kepentingan organisasi, pribadi, dan masyarakat seperti serikat pekerja.
Langkah
Selanjutnya…
} Pemeliharaan
◦
Pemeliharaan
adalah fungsi untuk mempertahankan dan meningkatkan tenaga kerja yang ada
dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja.
} Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK)
◦
PHK
adalah fungsi untuk melaksanakan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
◦
Bentuk PHK seperti
pensiun muda, pensiun sesuai batas umur, mengundurkan diri, dan dipecat.
D. PENGERTIAN ORGANISASI
Istilah
organisasi berasal dari kata organon/bahasa yunani. Yang berarti alat, tools. Organisasi didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
- Menurut
Prof. Dr. Sondang Siagian, Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan dua
orang atau lebih yang bekerja sama untuk suatu tujuan bersama dan terikat
secara formal.
- Menurut
Chester I. Barnard, Organisasi adalah suatu system aktivitas kerjasama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.Menurut Stoner, Organisasi adalah
suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi
adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga
merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia). Jadi, paling tidak definisi
organisasi terdiri dari :
1.
orang orang/sekumpulan orang
2.
kerjasama
3.
tujuan bersama
Salah
satu bagian penting organisasi adalah pengelompokkan informal dan
hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih berpengaruh dibanding dengan
hubungan formal
1.
Organisasi
Formal
Organisasi
formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan
suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh :
Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi
Informal
Organisasi
informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh
: Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung
pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
DESAIN STRUKTUR ORGANISASI FORMAL
Struktur organisasi formal disusun
adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif.
Organisasi formal harus memiliki tujuan dan sasaran supaya tahu bagaimana
menjalankan organisasi untuk mencapainya. Tujuan organisasi akan menentukan
struktur organisasi organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas
pekerjaan, hubungan antar tugas, batas wewenang, dan tanggung jawab untuk
menjalankan masing-masing tugas tersebut.
Strategi Organisasi
Hubungan erat antara strategi dan struktur
organisasional pertama kali dijelaskan oleh Chandler dalam studinya pada
beberapa perusahaan besar. Dia menyatakan bahwa “struktur mengikuti strategi”.
Dalam pemilihan suatu strategi dan struktur untuk mengiimplementasikan para
manajer harus mempertimbangkan pengaruh lingkungan eksternal terhadap
organisasi. Hubungan antara strategi, struktur, dan lingkungan dapat dipandang
dari dua perspektif utama. Dalam pandangan pertama, organisasi adalah reaktif
terhadap lingkungan : proses perumusan strategi harus memperhatikan lingkungan
dimana organisasi beroperasi pada saat sekarang dan akan beroperasi di waktu
yang akan dating. Dalam pandangan kedua, organisasi proaktif karena proses
perumusan strategi mencakup pemilihan lingkungan dimana organisasi akan beroperasi
dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Strategi pada gilirannya akan mempengaruhi struktur organisasi dengan
penjelasan sebagai berikut :
- Strategi menentukan
kegiatan-kegiatan organisasional, yang merupakan basis pokok bagi desain
organisasi.
- Strategi mempengaruhi pemilihan
teknologi dan orang-orang yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan
tersebut,
- Strategi menentukan lingkungan
spesifik di mana organisasi akan beroperasi ini juga akan mempengaruhi struktur.
Lingkungan
Terdapat
tiga tipe lingkungan sebagai berikut :
1.
Lingkungan
stabil,
yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan
atau tiba-tiba.
2.
Lingkungan
berubah (changing environment),
yaitu lingkungan dimana inovasi mungkin terjadi dalam setiap atau semua bidang
– produk, pasar, hokum, teknologi.
3.
Lingkungan
bergejolak (turbulent environment). Bila
para pesaing melempar produk baru dan tak terduga ke pasaran, hokum sering
diganti, kemajuan teknologi merubah secara drastic desain produk dan
metoda-metoda produksi, organisasi ada dalam lingkungan bergejolak.
Setelah
melakukan study terhadap berbagai macam perusahaan, Burns dan Salter
mengemukakan bahwa system mekanistik adalah paling sesuai untuk lingkungan
stabil, sedangkan system organic adalah paling sesuai untuk lingkungan
bergejolak.
Sistem mekanistik berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi diperinci menjadi
tugas-tugas yang terpisah dan terspesialisasi. Berbagai sasaran dan wewenang
untuk setiap individu dan sub unit ditentuka sepenuhnya oleh para manajer atas.
Dalam system organic, individu-individu lebih cenderung bekerja dalam suatu
kelompok daripada bekerja sendiri. Para anggota berkomunikasi dengan semua
tingkatan organisasi untuk mendapatkan informasi dan saran.
Teknologi
Menurut
woodward, atas dasar haisl studinya, ada sejumlah hubungan antara proses
teknologi dan struktur organisasi, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Semakin
kompleks teknologi semakin besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen. Dengan
kata lain teknologi yang kompleks menyebabkan struktur organisasi
berbentuk “tall” dan memerlukan derajat supervise dan koordinasi yang lebih
besar.
2. Rentang
menajemen para manajer lini pertama meningkat dalam produksi unit ke massa dan
kemudian turun dari produksi massa ke proses.
3. Semakin
tinggi kompleksitas teknologi perusahaan, semakin besar jumlah staf
administrative dan klerikal. Semakin besar jumlah para manajer dalam perusahaan
yang kompleks secara tekhnologis memerlukan jasa-jasa pendukung.
Proses
Desain Organisasi
Dalam
teori, proses desain organisasi dapat di mulai dari bawah ke atas (bottom up)
atau dari atas ke bawah (top down). Dengan prosedur ke atas ke bawah, tujuan
organisasional umum diterjemahkan menjadi tujuan khusus sebagai sarana
pencapaian hasil akhir yang diinginkan. Tujuan ini kemudian menjadi dasar
dengan mana serangkaian departemen dapat diorganisasi.
Dengan
pendekatan bawah ke atas, proses dasar organisasi akan ditetapkan terlebih
dulu, di mana hal ini berarti merumuskan dan menentukan secara simultan
teknologi inti yang digunakan. Setelah itu, posisi untuk mengoprasikan proses
tersebut dirumuskan, dan kebutuhan akan struktur awal mulai muncul posisi
manajerial tingkatan bawah dibutuhkan, untuk menkoordinasikan kegiatan, dan ini
selanjutnya memerlukan koordinasi oleh tingkatan lebih atas bila proses adalah
kompleks.
Dimensi
– Dimensi Dasar Struktur Organisasi
1. Pembagian
kerja
Secara
ringkas dapat dinyatakan bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi tingakat
prestasi organiasasi melalui minimisasi ketergantungan pada individu tertentu
atau keterampilan khusus, dan gerakan atau perpindahan yang percuma komponen
pekerja besar. Pembagian kerja juga mengarahkan penanaman pada peralatan dan
mesin mesin yang efisien untuk meningkatkan produktifitas.
2. Berbagai
fungsi yang melekat pada struktur organisasi
Kegiatan-kegiatan
dan hubungan-hubungan sebagai fungsi –fungsi struktural yang terjadi secara
garis besar dapat diperinci sebagai berikut :
ü Wewenang
(authority),
arti wewenang adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang
lain untuk melakukan sesuatu. Wewenang merupakan kunci jabatan
manajerial.
ü Kekuasaan
(power), sering
dicampur adukan dengan wewenang. Walaupun kekuasaan dan wewenang sering ditemui
bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan
sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan
untuk melakukan hak tersebut.
ü Tanggung
jawab (responsibility), adalah kewajiban untuk melakukan
sesuatu. Dalam organiasisi, tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk
melaksanakan tugas atau fungsi organisasi.
ü Akuntabilitas
(accountability), tidak seperti tanggung jawab, adalah
faktor di luar individu dan perasaan priadinya. Bila seseorang manajer
menghendaki pertanggungjawaban untuk suatu kegiatan yang dilakukan bawahan
dapat dikatakan akuntabilitas terjadi.
ü Komunikasi
dalam organisasi. Dalam organisasi formal, arus informasi
mengalir secara khusus. Struktur organisasi diharapkan dapat menjadi alat utama
bagi komunikasi formal ini.
ü Hubungan
lini dan staff. Masih berhubugan dengan konsep wewenang dikenal
apa yang disebut lini dan staff. Keduanya ini merupakan pendekatan yang
berbeda untuk menentukan deskripsi wewenang dalam organisasi.
ü Rentang
kendali,
yang dimaksud rentang kendali atau pengawasan (span of control) adalah beberapa
orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang
manajer atau
atasan.
ü Struktur
flat dan tall. Dalam analisis organisasi, istilah flat (datar) dan
tall (tinggi) digunakan untuk menggambarkan pola menyeluruh rentang kendali dan
tingkatan manajemen.
ü Sentralisasi
dan desentralisasi. Bila wewenang didelegasikan atau
dilimpahkan meluas dalam suatu organiasasi, desentralisasi wewenang terjadi.
ü Rantai
wewenang skalar. Karena keseluruhan kegiatan organisasi dibagi-bagi
dan dikelompokkan atas dasar fungsi, produk, wilayah dan sebagainya, dan karena
adanya saling ketergantungan diantaranya, maka kegiatan tersebut harus
diintegrasikan.
ü Kesatuan
perintah.
Satu aspek dasar struktur organiasasi lainnya (implisit dalam rantai skalar)
adalah “satu orang, satu atasan”. Ini berarti bahwa seorang bawahan hendaknya
hanya menerima instruksi dari sumber tunggal.
3.
Departementasi
Departementasi
atau departementalisasi bersangkutan dengan proses penentuan cara pengelompokan
kegiatan organisasi. Departemenasi mencerminkan organisasi horizontal pada
setiap tingkat hirarki, dan hubungan erat dengan prinsip spesialisasi klasik.
ü Departementasi
Fungisional.
Pendekatan
fungsional untuk mengelompokan kegiatan oraganisasi ini mungkin merupakan tipe
departementasi yang paling umum dan luas digunakan dalam merancang struktur
organisasi. Kebaikan utama departementasi fungsional adalah berkaitan dengan
aspek positif spesialisasi. Secara teoritis, fungsionalisme akan meningkatkan
efisiensi dan memungkinkan pemanfaatan karyawan dalam peralatan paling
ekonomis.
ü Departementasi
produk.
Dengan
berkembangnya organisasi formal departementasi fungsional menjadi semakin sulit
dan tidak praktis lagi. Dalam hal ini, manajemen dapat membentuk divisi-divisi
setengah otonom, yang masing-masing meran merancang, memproduksi dan memasarkan
sendiri produknya. Setiap produk atau lini produk dikelola oleh seorang manajer
yang bertanggung jawab kepada direktur organisasi.
ü Departementasi
wilayah.
Bila
organisasi beroperasi di wilayah yang tesebar, maka departementasi atas dasar
wilayah akan diperlukan. Kegiatan pemasaran yang beroperasi di banyak daerah
dalam suatu negara sering dibagi menjadi kelompok wilayah dengan manajer
pemasaran tersendiri (area manajer) untuk setiap lokasi.
Tipe organisasi divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan.
Kebaikan antara lain :
1. Pengambilan
keputusan leih cepat dan dengan kemungkinan kualitas lebih baik.
2. Koordinasi
tugas lebih mudah dilaksanakan, karena ada pemusatan kegiatan.
3. Beban
manajemen pusat menjadi lebih ringan, karena ada pendelegasian wewenang.
4. Pertanggung
jawaban lebih jelas.
Kelemahan
antara lain :
1.
Kepentingan seluruh organisasi kurang diperhatikan, karena kepentingan terpusat
pada ukuran prestasi divisi.
2. Meningkatnya
biaya operasional organisasi, kerena cenderung terjadinya kelebihan staff,
duplikasi sumber daya dan peralatan.
3. Mempersulit
alokasi sumber daya dan konsistensi kebijakan.
E. Bentuk-Bentuk Organisasi
Salah satu usaha untuk menjamin adanya fleksibilitas dalam rangka
pengembangan organisasi, maka bentuk organisasi harus diusahakan sesederhana
mungkin. Dalam perkembangannya sampai sekarang ini pada pokoknya ada beberapa
macam bentuk organisasi yang masing-masing mempunyai kebaikan dan keburukannya.
a) Organisasi Lini
b) Organisasi Lini dan Staf
c) Organisasi Fungsional
d) Organisasi Fungsional, Lini, dan Staf
e) Organisasi Flat
Organisasi Lini
Adalah bentuk organisasi
yang didalamnya terdapat garis wewenang yang berhubungan langsung secara
vertikal antara atasan dengan bawahan. Setiap kepala unit mempunyai tanggung
jawab untuk melaporkan kepada kepala unit satu tingkat diatasnya. Disebut sebagai organisasi lini (line/command organization) jika dalam pembagian tugas serta wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dengan satuan organisasi pelaksana.
Ciri-cirinya antara lain :
·
Jumlah karyawannya sedikit,
·
Pimpinan dan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari
kerja.
·
Sarana dan prasarananya terbatas,
·
Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung,
·
Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai
top manajer.
Kebaikan / keuntungan organisasi lini
antara lain :
·
Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando,
·
Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar,
·
Proses decision making (pengambilan keputusan) berjalan cepat,
·
Disiplin dan loyalitas tinggi, biaya rendah
·
Rasa saling pengertian antar anggota tinggi,
·
Kesatuan
arah dan perintah lebih terjamin serta
pengawasan dan koordinasi lebih
mudah.
mudah.
·
Kesatuan
dalam pimpinan dan perintah.
Keburukan / kelemahan organisasi lini
antara lain :
·
Ada tendensi gaya kepemimpinan otokratis,
·
Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat,
·
Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedaka dengan tujuan organisasi,
·
Karyawan tegantung pada satu orang dalam organisasi,
·
Keputusan
diambil oleh satu orang maka keputusan tersebut sering kurang sempurna serta
dibutuhkan pemimpin yang berwibawa dan berpengetahuan luas, yang tidak mudah
ditemukan.
Gambar Bagan Organisasi
Lini
Organisasi Lini dan Staf
Adalah suatu bentuk
organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical dan
sepenuhnya dari pucuk pimpinan ke kepala bagian dibawahnya serta masing-masing
pejabat, manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staf yang tidak mempunyai
wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasihat, misalnya mengenai masalah
kearsipan, keuangan, personel dan sebagainya. Pada bentuk organisasi ini
peranan staf tidak hanya terbatas pada pemberian nasehat tetapi juga diberikan
tanggung jawab melaksanakan kegiatan tertentu. Bantuan yang diharapkan dari
staf tidak hanya berupa pemikiran saja, tetapi juga telah menyangkut
pelaksanaannya.
Organisasi ini banyak digunakan oleh perusahaan besar yang daerah
operasionalnya luas serta memilki bidang tugas yang kompleks. Di sini kesatuan
perintah juga dipertahankan, atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya
menerima perintah dari seorang atasan. Kepada atasan tersebut bawahan harus
bertanggung-jawab atas pelaksanaan pekerjaannya.
Dalam organisasi
lini dan staf ini, wewenang staf dibagi kedalam dua kategori, yakni :
a.
Staf
Ahli (specialist staff)
-
Staf
Penasehat, tugasnya memberikan petunjuk dan bukan untuk mendapat petunjuk dari
atasannya mengenai suatu permasalahan.
-
Staf
Pelayan (service staff), melaksanakan
suatu aktivitas/kegiatan yang terpisah dari kegiatan lini.
-
Staf
Pengendali (control staff), memiliki wewenang melaksanakan kontrol baik secara
langsung maupun tidak langsung atas unit – unit pada struktur organisasi.
-
Staf
Fungsional (functional staff), memiliki fungsi – funsi tertentu dalam
organisasi. Misal wewenang staf pengendali hanya sebatas berhubungan dengan
fungsi – fungsi tertentu saja.
b.
Personal
Staf, meliputi :
-
Pembantu
(assistant), terdiri dari seorang atau beberapa orang yang bertujuan untuk
memperluas kapasitas manajer lini untuk menyelesaikan pekerjaan yang banyak.
-
Staf
Umum (general staff), merupakan golongan yang dikoordinasikan dan bertindak
melalui atasannya. Staf umum merupakan penasehat, pelayan, pengendali, atau
staf fungsional.
Ciri-cirin organisasi lini dan staf antara
lain :
·
Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung,
·
Karyawan banyak, dimana pimpinan dan karyawan tidak saling mengenal.
·
Organisasi besar, bersifat kompleks.
·
Ada dua kelompok kerja dalam organisasi yaitu personel lini dan personel
staf sehingga ditekankan adanya spesialisasi. Personel lini membuat keputusan
yang menghasilkan sasaran bisnis spesifik. Sedangkan personel staf mendukung
usaha-usaha dari jabatan lini.
·
Adanya
spesialisasi
Kebaikan organisasi lini dan staf :
·
Ada pembagian tugas yang jelas,
·
Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas,
·
Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin, sehingga mendorong
disiplin dan tanggung jawab kerja yang tinggi,
disiplin dan tanggung jawab kerja yang tinggi,
·
Staffing dilaksanakan sesuai dengan prinsip the
right man on the right place,
·
Organisasi ini fleksibel untuk diterapkan,
·
Keputusan
yang diambil lebih baik karena telah dipikirkan
oleh sejumlah orang,
·
Tanggung
jawab pimpinan berkurang dan karena itu lebih
memusatkan perhatian pada masalah yang lebih
penting,
Keburukan organisasi lini dan staf, yaitu
:
·
Tugas pokok orang-orang sering dinomorduakan,
·
Proses decision making berliku-liku, lebih lama serta jika staf tidak mengetahui batas-batas wewenangnya dapat menimbulkan kebingungan pelaksana,
·
Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism
spoil-system patronage (persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu
dengan pejabat yang lainnya.)
·
Organisainya
rumit karena kompleksnya susunan organisasi serta membutuhkan biaya tinggi.
Solidaritas sesama karyawan berkurang karena jumlahnya yang banyak sehingga
memungkinkan mereka untuk tidak lagi saling mengenal.
Gambar Bagan Organisasi Lini dan
Staf
Organisasi Fungsional
Adalah suatu organisasi
dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang
mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang
mempunyai keahlian khusus. Dengan kata lain, organisasi ini disusun
berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian
kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Struktur ini berawal dari konsep
adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan
mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas
lebih dari satu orang atasan yang berbeda-beda. Didalam lembaga pendidikan
khususnya di Indonesia, pada umumnya menggunakan struktur organisasi fungsional
Struktur organisasi ini sangat cocok diterapkan karena dapat memudahkan
melakukan pengawasan.
Ciri-cirinya yaitu :
·
Organisasi
kecil,
·
Didalamnya
terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli,
·
Spesialisasi
dalam pelaksaan tugas,
·
Target yang
hendak dicapai jelas dan pasti,
·
Pengawasan
dilakukan secara ketat.
- Tidak menjamin adanya kesatuan perintah
- Hemat waktu karena mengerjakan pekerjaan
yang sama
Kebaikan organisasi fungsional :
·
Program terarah, jelas, dan cepat,
·
Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai,
·
Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat.
Keburukan organisasi fungsional :
·
Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi.
·
Pekerjaan terkadang menjadi membosankan.
·
Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga
inspeksi sulit dilaksanakan.
·
Para karyawan terlalu mementingkkan bidangnya saja, sehingga koordinasi
sulit dilaksanakan.
Gambar Bagan Organisasi Fungsional
Organisasi Fungsional, Lini dan Staf
Adalah merupakan
perkembangan lebih lanjut dari organisasi berbentuk lini, staf dan fungsional.
Tipe ini biasanya diterapkan pada organisasi besar dan kompleks. Pada tingkat
dewan direksi diterapkan organisasi lini
dan staf, sedangkan pada madya diterapkan tipe organisasi fungsional.
Ciri-ciri:
- Organisasi besar dan kadang sangat ruwet.
- Jumlah karyawan banyak.
- Mempunyai 3 unsur karyawan pokok.
- Karyawan dengan tugas pokok (line personal).
- Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal).
- Karyawan dengan tugas operasional fungsional
(functional group).
Gambar Bagan
Organisasi Fungsional, Lini dan staf
Keterangan
:
Organisasi Flat
Organisasi
jenis ini lebih fleksibel dalam menghadapi perkembangan dan perubahan
lingkungan, sehingga dewasa ini bentuk organisasi ini semakin banyak digunakan.
Ciri
– ciri organisasi flat :
·
Tingkat birokrasinya rendah, lincah,
cepat dan fleksibel, berbeda dengan organisasi yang lebih tradisional yang
tingkat birokrasinya lebih tinggi, lamban, dan kaku.
·
Orientasi bukan keatas, tetapi kebawah
dan kesamping.
·
Struktur organisasi hanya terdiri dari
satu jenjang saja.
·
Komunikasi antar anggota organisasi
dilakukan melalui sistem teknologi informasi.
·
Peranan middle manager sebagai saluran
komunikasi dari atas kebawah dan sebaliknya relatif tidak diperlukan lagi dan
diganti dengan teknologi informasi yang berupa internat dan sebagainya.
BAB III
KESIMPULAN
Aspek
manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis
untukkelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak
untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik,
bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan. Untuk keperluan studi kelayakan
bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan diterapkan secara
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi
Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.
Kasmir,dkk. 2012. Studi
Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.
http://siswanto.blog.mb.ipb.ac.id/management/organisasi-manajemen/
Terima kasih sangat membantu dalam proses pembelajaran dan tugas mata kuliah SKB
BalasHapus