BAB I
PENDAHULUAN
Agar sistem informasi bekerja
secara tepat, kita harus mengelola secara aktif, menyesuaikan teknologi
dengan situasi, dan menerima tanggung jawab baik untuk sukses atau
kegagalannya.
|
Tidak ada formula tentang
faktor-faktor organisasi yang harus dipegang dan diyakini. Kita dapat
memerinci faktor-faktor untuk mempertimbangkan rencana-rencana sistem.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut (Husein dan Wibowo, 2002):
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Untuk mewujudkan sistem
informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan bermanfaat, hal-hal yang harus
diperhatikan adalah :
|
No
|
HAL
|
URAIAN
|
1
|
Besarnya
biaya
|
Berapa beban
biaya keseluruhan dari pendirian sampai pemakaian?
|
2
|
Pemeliharaan
|
Bagaimana
cara melakukan pemeliharaan?
|
3
|
Manfaat
|
Berapa besar
manfaatnya?
|
4
|
Tingkatan
yang bisa memakai
|
Apakah semua
tingkatan manajemen bias menggunakannya?
|
5
|
Penambahan
|
Apakah
penambahan bisa dilakukan?
|
6
|
Kemajuan Teknologi
|
Apakah yang
akan dipunyai bisa sesuai dengan perkembangan teknologi?
|
Untuk dapat memilih dan
mempertimbangkan hal-hal diatas perlu beberapa dasar pokok yang bisa dipakai
sebagai patokan, antara lain yaitu pengembangan sistem. Pengembangan sistem
ini terdiri dari 5 tahapan (Sabarguna, 2003):
|
|
|
|
|
|
|
BAB II
PEMBAHASAN
PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI
1. Pengertian Pengembangan
Sistem
Pengembangan
sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
2. Perlunya Pengembangan
Sistem
Sistem
lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :
1. Adanya
permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang
timbul dapat berupa :
·
Ketidakberesan sistem
yang lama : ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama
tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
·
Pertumbuhan organisasi
: kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin
meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru, menyebabkan harus disusunnya
sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat
memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk
meraih kesempatan-kesempatan Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat,
kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau
tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih
kesempatan dan peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan
untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya
instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah
3. Prinsip Pengembangan
Sistem Informasi
Prinsip
pengembangan sistem :
·
Sistem yang
dikembangkan adalah untuk manajemen
·
Sistem yang
dikembangkan adalah investasi modal yang besar
·
Sistem yang
dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik
·
Proses pengembangan
sistem tidak harus urut
·
Jangan takut
membatalkan proyek
·
Dokumentasi harus ada
untuk pedoman dalam pengembangan sistem
4. Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Siklus
hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas
yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.
Siklus
hidup pengembangan sistem dibagi menjadi tujuh fase, yaitu :
a. Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan sistem
dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem
informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.
Selama fase perencanaan sistem, harus dipertimbangkan :
·
Faktor – faktor
kelayakan yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang
dikembangkan dan digunakan.
·
Faktor – faktor
strategis yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari sasaran bisnis
dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan
dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas
yang tertinggi.
Faktor
kelayakan
(feasibility
factors)
|
Faktor
strategis
(strategic factors)
|
• Kelayakan teknis
|
• Produktivitas
|
• Kelayakan
ekonomis
|
• Diferensiasi
|
• Kelayakan legal
|
• Manajemen
|
• Kelayakan
operasional
|
|
• Kelayakan
rencana
|
|
b. Analisis Sistem
Dalam
tahap ini dilakukan proses
·
penilaian, identifikasi
dan evaluasi komponen dan hubungan timbale balik yang terkait dalam
pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan
kendala-kendala sistem.
·
Fase analisis sistem adalah fase professional
sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
·
Laporan yang dihasilkan
menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai
fase analisis sistem.
·
Tim proyek sistem
memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu
sistem baru.
·
Ruang lingkup analisis
sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai
dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah
dan menentukan kebutuhan pemakai.
·
Beberapa aspek sistem
yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini,
jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan
sistem.
·
Pada akhir fase
analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi
penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek
sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak
disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua
peserta setuju.
c. Perancangan Sistem
Secara Umum
Dalam
tahap ini hal yang dilakukan yaitu :
·
Dibentuk
alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai.
Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan
konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik
yang cocok untuk kebutuhan mereka.
·
Pada fase ini analis
sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan
output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing
laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau
tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini
dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
d. Evaluasi dan Seleksi
Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara
umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu
dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan
biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan
diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan
konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti
dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa
alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai
tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah
dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal
untuk perancangan detailnya.
e. Perancangan Sistem
Secara Detail
Fase perancangan sistem secara detail
menyediakan spesifikasi untuk perancangan
secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara
detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form
tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui
oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input
baik
untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan
didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan
input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output.
Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch.
Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur
ditulis untuk membimbing pemakai dan personil operasi agar dapat bekerja dengan
sistem yang sedang dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan
mengakses data. Kendali-kendali yang
dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error
ditentukan. Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan
untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan jaringan
telekomunikasi.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan
sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen
dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi
menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman
yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi
peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.
f. Implementasi Sistem
Pada
fase ini
·
Sistem siap untuk
dibuat dan di instalasi
·
Sejumlah tugas harus
dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru
·
Laporan implementasi
yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu
o Rencana
implementasi dalam bentuk Grantt Chart atau (Program and Evaluation Review
Technique) PERT Chart
o Penjadwalan
proyek dan tehnik manajemen. Bagian ini merupakan laporan yang menerangkan tugas penting untuk
melaksanakan implementasi sistem, seperti
pengembangan software, persiapan lokasi
peletakan sistem, instalasi peralatan yang digunakan, pengujian sistem,
pelatihan untuk para pemakai sistem dan persiapan dokumentasi.
g. Pemeliharaan Sistem
Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap implementasi. Sistem baru
yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi. Selama masa
hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika muncul
masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi akan
menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut. Langkah-langkah pemeliharaan
sistem terdiri atas:
1. Penggunaan
Sistem , yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing
untuk operasi rutin atau sehari-hari.
2. Audit
sistem, yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk menentukan
seberapa baik sistem baru dapat memenuhi criteria kinerja.
3. Penjagaan
sistem, yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem
tetap beroperasi dengan baik.
4. Perbaikan
sistem, yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bug)
dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat pengujian
sistem.
5. Peningkatan
sistem, yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi
peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu.
Ketujuh
fase diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB III
KESIMPULAN
Pengembangan
sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-masing
langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal
dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan
pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro,
diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka
menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3 sampai 5 tahun.
Prinsip
pengembangan system yaitu Sistem
yang dikembangkan adalah untuk manajemen, Sistem
yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar, Sistem yang
dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik, Proses pengembangan sistem tidak harus
urut, Jangan takut
membatalkan proyek, dan Dokumentasi
harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar