DAFTAR
ISI
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………….….… 1
Abstrak …………………………………………………………………………………………………………………………….... 3
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………………….……. 4
Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………………….……. 5
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………………..………….… 5
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………..…………… 5
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………………………………….… 5
1.4 Metode Penulisan Makalah ………………………………………………………….………………..………. 6
1.5 Sistematika Penulisan Makalah ……………………………………………………………………….……... 6
Bab II Pembahasan …………………………………………………………………………………………………………..… 7
2.1 Definisi Pengambilan Keputusan
…………………………….……………………………….……..……… 7
2.2 Sistem Pengambilan Keputusan ……………………………..………………………………………..……..
8
2.3 Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan …….……………………………….. 9
2.3.1 Sistem
Informasi Manajemen (SIM) ……………………………………………….……………. 12
2.3.2 Sistem Pendukung Keputusan (DSS) …………………………………………………………..…
12
2.3.3 Sistem
Informasi Eksekutif ……………………………………………..……………………………. 13
2.4 Sistem Pendukung Cerdas …………………………………………..……………………..………………...
14
2.5 Sistem Informasi Geografis (GIS/ SDSS) ……………………………………………………………..….
15
2.5.1 Sub-sistem GIS ………………………………………………………..…………………………………...
15
2.5.2 Komponen GIS ………………………………………………………………………………………………
15
2.5.3 Alasan Penggunaan GIS ……………………………..……………………………………………….
16
Bab III Penutup ……………………………………………………………………………………………..………….……… 17
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………….……………………… 18
Kata
Pengantar
Makalah ini bertema sistem pendukung keputusan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Makalah ini juga
bertujuan untuk mengetahui tentang pengambilan keputusan, sistem pendukung
keputusan, sistem pendukung pengambilan keputusan, sistem pendukung cerdas, dan
sistem informasi geografis.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Medan, Mei
2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Proses
pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan
yang dicapai melalui pengalaman (knowldege).
Tetapi, dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu disebabkan semakin
banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan
yang mungkin terjadi di lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem
pendukung keputusan dimana sistem
tersebut dapat memberikan
informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan
informasi yang didapatkan.
1.2 Rumusan
Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang jaringan dan
telekomunikasi, maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan,
sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa definisi pengambilan keputusan ?
2.
Apa definisi sistem pendukung
keputusan ?
3.
Apa saja sistem pendukung
pengambilan keputusan ?
4.
Apa sistem pendukung
cerdas ?
5.
Apa definisi sistem informasi
geografis ?
1.3 Tujuan
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Semester Genap tahun 2013 dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan
masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan baik baik penulis maupun
bagi pembaca tentang sistem pendukung keputusan dan mampu menjelaskan serta
sebisa mungkin mempraktekkan tentang sistem pendukung keputusan berupa teknik
dan analisanya serta aplikasi juga pengembangannya di dunia nyata (masyarakat).
1.4 Metode
Penulisan Masalah
Penulis
memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media
media lain seperti web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.
1.5 Sistematika
Penulisan Makalah
Makalah
ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan sub-bab yang berkaitan sistem
pendukung keputusan. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan
proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran
tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap
permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah
dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut
Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam
proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Tahap
Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses
penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan
masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap
Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan
pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan
representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses
validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti
masalah yang ada.
3. Tahap
Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap
ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan
kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap
Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan
terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta
pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
2.2 Sistem Pendukung
Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan
merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses
pengambilan keputusan melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil
pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem
pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
1. Mendukung
proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception.
2. Adanya
interface manusia / mesin dimana manusia (user)
tetap memegang control proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung
pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur.
4. Memiliki
kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki
subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item.
6. Membutuhkan
struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat
tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing
tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik,
lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
c. Peralatan
Sistem Pendukung Keputusan
Dalam
sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan
Terstruktur
Keputusan
terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin.
Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time,
internal, dan detail. Prosedur yang
dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama
dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan
penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan
kredit pada pelanggan.
2. Keputusan
Semiterstruktur
Keputusan
semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan
dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif,
internal, real time, dan terjadwal. Contoh:
Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang
rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.
3. Keputusan
Tidak Terstruktur
Keputusan
tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi
berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan
berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada
manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk
bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
2.3
Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan
keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia
Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005).
1.
Fase
Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan
meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah secara intermiten
ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan
identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan dalam fase
intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah,
dan kepemilikan masalah.
2.
Fase
Desain
Fase desain meliputi penemuan atau
mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini
meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan
dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan
(menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
3.
Fase
Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan
keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan
yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu.
Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas
tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat
sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh,
seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif
yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap
suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah
sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu
alternatif yang telah dipilih.
4.
Fase
Implementasi
Pada hakikatnya
implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi
terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi
sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan
melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti
membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan
implementasi suatu sistem komputer.
Beberapa keuntungan
penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai
permasalahan yang kompleks.
2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi
yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi
yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4. Pandangan dan pembelajaran baru.
5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan
kinerja.
7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia
(SDM).
8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil
dengan cepat.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial,
menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10. Meningkatkan produktivitas analisis.
Adapun
komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1. Data Management
Termasuk database,
yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software
yang disebut Database Management System (DBMS).
2. Model Management
Melibatkan model
finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif
lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan
manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User dapat
berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini
berarti menyediakan antarmuka.
4.
Knowledge
Management
Subsistem optional
ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak sebagai
komponen yang berdiri sendiri.
2.3.1 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem
informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk
mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi. SIM menghasilkan informasi untuk memantau kinerja, memelihara
koordinasi, dan menyediakan informasi untuk operasi organisasi. Umumnya SIM
mengambil data dari system pemrosesan transaksi.
Karakteristik
SIM, antara lain :
1. Beroperasi
pada tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada lingkungan yang telah
mendefinisikan hal-hal berikut secara tegas dan jelas: prosedur operasi, aturan
pengambilan keputusan, dan arus informasi.
2. Meningkatkan
efisiensi dengan mengurangi biaya.
3. Menyediakan
laporan dan kemudahan akses yang berguna untuk pengambilan keputusan tetapi
tidak secara langsung (manajer menggunakan laporan dan informasi dan membuat
kesimpulan-kesimpulan tersendiri untuk melakukan pengambilan keputusan).
Macam-macam laporan SIM, antara
lain :
1. Laporan
periodis adalah laporan yang dihasilkan dalam
selang waktu tertentu seperti harian, mingguan, bulanan, kwartalan, dan
sebagainya.
2. Laporan
ikhtisar adalah laporan yang memberikan ringkasan
terhadap sejumlah data/informasi.
3. Laporan
perkecualian adalah laporan yang hanya muncul
kalau terjadi keadaan yang tidak normal. Sebagai contoh, manajer pembelian
mungkin memerlukan laporan pengiriman barang dari pemasok yang sudah terlambat
satu minggu. Laporan ini hanya muncul kalau keadaan yang diminta terpenuhi.
4. Laporan
perbandingan adalah laporan yang menunjukkan dua
atau lebih himpunan informasi yang serupa dengan maksud untuk dibandingkan.
2.3.2 Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Sistem
pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbantuan komputer yang mendukung
pemakai dalam kemudahan akses terhadap data dan model keputusan dalam upaya
membantu proses pengambilan keputusan yang efektif dalam memecahkan masalah
yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur, karena itu harus mampu:
Ø Ditambah/
dikembangkan
Ø Mendukung
analisis data dan model desisi
Ø Berorientasi
pada masa yang akan dating
Ø Digunakan
dalam waktu yang tidak terjadwal
Sistem
pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan
informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur
dan situasi yang tidak
terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana
keputusan seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen
dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang
terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk
mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif
yang memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan
menggunakan model-model yang tersedia.
Karakteristik
DSS antara lain :
1. Menawarkan
keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2. Memungkinkan
pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3. Dapat
dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
4. Menyediakan
dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan
di depan.
5. Menggunakan
analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
2.3.3 Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
Sistem
informasi eksekutif adalah sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang
fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan
internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah atau mengenali peluang. Pemakai
yang awam dengan komputerpun tidak sulit mengoperasikannya karena sistem
dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan pemakai untuk menggunakannya
(user-friendly).
Tahapan
penggunaan EIS :
v Laporan yang Ditentukan MIS
v Kemampuan Drill-Down
v Perangkat DSS
|
v Informasi Internal
v Informasi Eksternal
|
3. Membantu eksekutif mengidentifikasi
masalah dan mengenali peluang
|
2. Mendukung keluwesan pelaporan dan
menyediakan perangkat untuk menganalisis informasi
|
1. Menyediakan akses terhadap seluruh
informasi
|
Karakteristik
EIS antara lain :
1. Dapat
digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh detil data.
2. Menyediakan
analisis kecenderungan (trend analysis), pelaporan perkecualian, dan
kemampuan drill-down.
3. Dapat
digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan eksternal.
4. Mudah
digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit pelatihan untuk
menggunakannya.
5. Dapat
digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
6. Menyajikan
informasi dalam bentuk teks, grafik, dan table.
7. Terkadang
dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail
dan konferensi dengan komputer), kemampuan analisis data (spreadsheet, bahasa
query, dan DSS), dan perangkat produktivitas pribadi (seperti kalendar
elektronis).
2.4
Sistem Pendukung Cerdas
Kadangkala
hanya disebut sistem cerdas adalah sistem yang memiliki kemampuan seperti
kecerdasan manusia. Beberapa sifat sistem ini antara lain :
1.
Belajar atau memahami
permasalahan berdasarkan pengalaman.
2.
Memberikan tanggapan
yang cepat dan memuaskan terhadap siatusi-situasi baru.
3.
Mampu menangani masalah
yang kompleks (masalah semiterstruktur).
4.
Memecahkan permasalahan
berdasarkan penalaran.
5.
Menggunakan pengetahuan
untuk menyelesaikan permasalahan.
Aplikasi
sistem cerdas pada bisnis meliputi :
1. Sistem
pakar (expert system), yaitu sistem
yang meniru kepakaran (keahlian) seseorang dalam bidang tertentu dalam
menyelesaikan suatu permasalahan (Horn, 1986).
2. Sistem
pengolahan bahasa alami (natural language processing).
Contoh aplikasi dari sistem pakar antara
lain :
1.
XSEL
: Sistem pakar ini dapat bertindak sebagai asisten penjual, yang membantu
penjual komputer DEC memilihkan pesanan pelanggan sesuai dengan kebutuhan.
2.
MYCIN
: Sistem ini dikembangkan di Universitas
Stanford pada pertengahan 1970-an dengan tujuan untuk membantu jurumedis dalam
mendiagnosa penyakit yang disebabkan bakteri.
3.
PROSPECTOR
: Sistem ini diciptakan oleh Richard Duda,
Peter Hard, dan Rene Reboh pada tahun 1978 yang menyediakan kemampuan seperti
seorang pakar di bidang geologi.
Bagian-bagian dari system pakar antara lain :
1. Basis
pengetahuan merupakan komponen yang berisi pengetahuan-pengetahuan yang berasal
dari pakar.
2. Berisi
sekumpulan fakta (fact) dan aturan (rule). Fakta berupa situasi
masalah dan teori tentang area masalah
3. Aturan
adalah suatu arahan yang menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah pada bidang
tertentu.
2.5
Sistem Informasi Geografis (GIS/SDSS)
Sistem
informasi geografis adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan dan memanipulasi informasi geografis. Hal ini memungkinkan data dapat
diakses penunjukan ke suatu lokasi dalam peta yang tersaji secara digital.
2.5.1
Sub-Sistem
SIG
SIG dapat diuraikan menjadi
beberapa subsistem sebagai berikut :
a.
Data Input
Subsistem ini bertugas untuk
mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari
berbagai sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam
mengonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam
format yang dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
b.
Data Output
Sub-sistem ini bertugas untuk
menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang
dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk
softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain
sebagainya.
c.
Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan
baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem
basis data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve,
diupdate, dan diedit.
d.
Data Manipulation & Analysis
Sub-sistem ini menentukan
informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini
juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator
matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan.
2.5.2
Komponen
SIG
Menurut John E. Harmon, Steven J.
Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat beroperasi dengan komponen- komponen
sebagai berikut :
a. Orang yang menjalankan sistem
meliputi orang yang mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat
dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya
operator, analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder.
b. Aplikasi
merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi.
Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.
c. Data
yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut. Data
posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang merupakan
representasi fenomena permukaan bumi/keruangan yang memiliki referensi
(koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau
hasil dari interpretasi data-data tersebut. Data atribut/non-spasial, data yang
merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya.
Misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.
d.
Software
adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang memiliki kemampuan
pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial
(contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll)
e.
Hardware, perangkat keras yang
dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan
perangkat pendukung lainnya.
Selain
kelima komponen di atas, ada satu komponen yang sebenarnya tidak kalah penting
yaitu metode. Sebuah SIG yang baik adalah apabila didukung dengan metode
perencanaan desain sistem yang baik dan sesuai dengan ‘’business rules’’
organisasi yang menggunakan SIG tersebut.
2.5.3
Alasan
Penggunaan SIG
a. SIG
sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan, pengembangan, atau
perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang selalu
berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.
b. b.
SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik, dan
menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, dan
pendidikan mengenai ide atau konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan
unsur-unsur geografis yang terdapat dipermukaan bumi berikut data atribut
terkait yang menyertainya.
c. SIG dapat memberikan gambaran
yang lengkap dan komprehensif terhadap suatu masalah nyata yang terkait spasial
permukaan bumi. Semua entitas yang dilibatkan dapat divisualkan untuk
memberikan informasi baik yang tersirat (implisit) maupun yang tersurat
(eksplisit).
d. SIG menggunakan baik data
spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik
pertanyaan spasial maupun non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan
non-spasial.
e. SIG
memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut
atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan
untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan
mudah.
f. SIG
memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan
bumi ke dalam bentuk layer, tematik, atau coverage data spasial.
Dengan layer ini permukaan bumi dapat ‘’direkonstruksi’’ kembali atau
dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real world tiga dimensi) dengan
menggunakan data ketinggian berikut layer tematik yang diperlukan.
g. SIG dapat menurunkan informasi
secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu melakukan interpretasi secara
manual. Dengan demikian, SIG dengan mudah dapat menghasilkan data spasial
tematik yang merupakan (hasil) turuan dari data spasial yang lain (primer)
dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Keputusan adalah tindakan
pilihan di antara beberapa alternatif untuk mencapai suatu tujuan . Teori
keputusan adalah sebuah area kajian matematika diskrit yang memodelkan
pengambilan keputusan oleh manusia dalam sains, rekayasa, dan semua aktifitas
sosial manusia.
Sistem pendukung keputusan dirancang
memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel dalam perusahaan. Sistem
pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-alternatif pada proses
pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil
keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.
DAFTAR PUSTAKA
Daihani,D.Umar. 2001. Komputerisasi
Pengambilan Keputusan. PT Elekmedia Komputindo, Jakarta.
Kosasi, S. 2002. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System).
Departemen Pendidikan Nasional, Pontianak.
Suryadi, K. dan Ramdhani, MA. 1998. Sistem Pendukung Keputusan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar